Sabtu, 08 Mei 2010

Critical Simalungun Dalam Sejarah

Simalungun merupakan salah satu suku yang dikategorikan dalam rumpun Batak, yang terletak dibagian wilayah Sumatera Utara (SUMUT). Simalungun merupakan salah satu suku yang cukup kaya akan latar belakang historis, budaya, bahasa, dan sumber daya alamnya. Namun hingga saat ini Simalungun selalu berada dalam tingkat keterpurukan dibanding dengan suku-suku lainnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan sejarah Simalungun yang sesungguhnya telah dipersempit oleh para-para peneliti baik dari Simalungun sendiri maupun dari luar Simalungun. Hingga saat ini belum ada tulisan penelitian secara seksama yang meneliti keberadaan sejarah Simalungun secara mandiri. Justru tulisan-tulisan itu timbul selalu mengacu kepada referensi yang kurang memperkaya keberadaan Simalungun yang sesungguhnya. Sejarah Simalungun selama ini telah dikotomi, dikebiri, dan dipersempit dimulai sejak kekuasaan penjajah hingga masa kini. Banyak para penulis yang menganggap bahwa tulisan mereka sangat baik untuk diketahui oleh khalayak ramai, namun kami sendiri menganggap bahwa tulisan-tulisan itu hnyalah sebuah tulisan yang telah membawa cara berpikir masyarakat umum menjadi miskin tentang kesimalungunan tersebut.

Tulisan ini akan mencoba membawa kita kepada ruang lingkup yang cukup untuk memperluas sejarah Simalungun dengan dasar fakta-fakta yang telah terdapat di Simalungun hingga masa sekarang. Sejujurnya saya adalah generasi muda Simalungun yang sangat anti terhadap tindakan kolonial yang telah mengobrak-abrik Simalungun kepada suatu sistem kekuasaan yang memenderitakan. Mengapa ? Karena merekalah salah satu pemeran utama yang telah mempersempit sejarah Simalungun yang sesungguhnya. Dengan dasar kepentingan pribadi Kolonial telah dipetak-petakkan Simalungun agar lebih mudah menguasainya, contoh : Kerajaan Purba, Siantar, Raya, dan Tanoh Jawa. Selanjutnya kolonial mengangkat Raja di dalam kerajaan tersebut, agar rakyat mau memberikan tanah mereka untuk dikuasai atau pemberian upeti rakyat kepada kerajaan, selanjutnya kerajaan memberikannya kepada kolonial.

bersambung...

Tidak ada komentar: