Kamis, 06 Mei 2010
Potret Simalungun Masa Kini
Keterangan Gambar : Kantor Bupati Simalungun Pematang Raya, Kecamatan Raya.
Pengantar
Merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, saat melihat bangunan megah yang berdiri tegak ditengah-tengah huta na lungun (kampung yang sunyi; red) yang selama ini hanya dikunjungi oleh beberapa parjuma (petani) dan kerbau saja. Mengapa tidak ? Memang inilah yang diharapkan dan dinanti-nantikan oleh masyarakat Simalungun secara khusus masyarakat kecamatan Raya, sebagai kecamatan induk kabupaten Simalungun. Sebab sebuah logika berpikir sering berkata, Kecamatan Raya adalah ibukota Kabupaten Simalungun, namun mengapa kantor bupatinya sendiri berada di kecamatan lain? Syukurlah jika ini telah terkabulkan.
Namun kembali timbul pertanyaan dengan telah terealisasinya harapan rakyat ini, sudah sejauh manakah tindakan aparat dalam mengembangkan pembangunan daerah tersebut ? Dan bagaimana pula perkembangan tindakan rakyat Simalungun secara khusus warga kecamatan Raya setelah hadirnya kantor bupati di wilayah tersebut ?
Inilah potret Simalungun yang akan dibahas dalam tulisan ini.
Uraian Bahasan
1. Perhatian Pemerintah terhadap Pengembangan Pembangunan Pematang Raya
Sejauh ini pemerintah telah berusaha untuk membenahi sarana/fasilitas yang sangat mendasar. Hal ini terbukti dengan berdirinya bangunan kantor bupati, kantor DPRD, Kantor Kepolisian Resort (Polres), kantor-kantor Dinas lainnya, dan pasar tempat perbelanjaan (Tiga Raya). Namun ada satu sarana yang dari sejak dahulu tidak pernah terealisasi dengan baik adalah perhatian terhadap pembangunan (perbaikan) jalan raya masih sangat rendah. Jalan-jalan raya di mulai dari simp. Raya hingga ke Saribudolok bagaikan kubangan kerbau. Padahal menurut hemat kami, bahwa inti pengembangan pembangunan adalah sarana jalan raya. Bukankah bupati tinggal di kota Pematangsiantar? Apakah bupati Simalungun merasa nyaman di atas mobil mewahnya jika jalan menuju ke kantornya berlubang-lubang? Mustahil!! Atau jangan-jangan bapak bupati jarang ngantor yah...
Beberapa hari yang lalu, kami baca sebuah media yang mengatakan bahwa bupati Simalungun menagih janji Gubernur SUMUT tentang perbaikan jalan di daerahnya. Ha, ini adalah drama babak baru untuk sebuah kepentingan. Kok, harus sekarang menuntut janji sang Gubernur? Mengapa tidak dari dulu menuntutnya? Mohon bapak bupati beri kepedulian yang tulus untuk tanah airmu, bukan karena didasari oleh kepentingan pribadi. Ini adalah podah (pesan) yang diinginkan oleh oppungta na mamungkah hutanta (Nenek moyang yang telah membuka kampung halaman kita) siapapun yang terpilih untuk menjadi bupati kabuapten Simalungun kelak hendaklah memulai ketulusan hati untuk menjadi sipangidangi (pelayan) ditengah-tengah kabupaten Simalungun.
Uraian di atas adalah uraian tentang pengembangan pembangunan sarana/fasilitas. Bagaimana pula dengan pembangunan perekonomian dan pertaniannya? Perkembangan Perekonomian di Pematang Raya masih belum nyata sedikitpun. Bahkan masih berjalan ditempat.
bersambung...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
oppotlah lae !
Posting Komentar